mayland's blog

No Exp : 08

Konfigurasi Spanning Tree Protokol menggunakan switch catalyst 2950 pada aplikasi Packet Tracer

DIAGNOSA WAN

Nama : Mayland F

Instruktur : Bu Netty A

Pak Rudi H

Kelas : 3 TKJ A

Tanggal : 24 Oktober 2010


I. Tujuan

a. Dapat mengetahui konsep Spanning Tree Protokol.

b. Dapat mengkonfigurasi switch pada simulator atau aplikasi Packet Tracer.

c. Dapat melakukan uji koneksi dari hasil konfigurasi tersebut.

II. Pendahuluan

Spanning-Tree Protocol (STP) adalah protokol yang digunakan untuk memastikan tidak adanya loop di suatu jaringan. Jika kita punya dua buah switch yang dihubungkan satu sama lain dengan dua kabel, jika tidak ada STP maka paket broadcast dari switch pertama akan dikirimkan ke switch yang kedua melalui dua link tersebut, dan oleh switch yang kedua paket broadcast tersebut akan dikirimkan kembali melalui dua link itu lagi. Ini yang disebut switching loop, dan paket broadcast akan membuat suatu kondisi loop yang disebut broadcast storm. Broadcast strom adalah ebuah kejadian yang tidak diiginkan pada network yang disebabkan oleh transmisi secara serentak dari sejumlah broadcast yang melalui segmen network tersebut. Kejadian seperti ini dapat membuat bandwidth network kewalahan, yang mengakibatkan time-out.

Spanning-Tree Protocol (STP) yang sudah distandarkan menjadi IEEE 802.1D, menggunakan algoritma ciptaan Radia Perlman untuk memutuskan loop dengan cara membuat status dari salah satu port dari kedua link tsb menjadi blocking. Algoritma tersebut membuat switching tree dengan salah satu switch sebagai akar (disebut root bridge), dan switch yang lain bisa terhubung ke root hanya dengan satu uplink. Semua alternatif link akan di block, sehingga kita seolah-olah membuat tree dengan cabang-cabang yang hanya memiliki satu link untuk menuju root.

STP adalah protokol yang terdapat di layer 2 OSI yang berfungsi untuk memastikan tidak adanya loop pada topologi pada jaringan LAN. STP memungkinkan seop pada bridge, ataupun mendisable -buah jaringan untuk memasukkan link yang sedang senggang (tambahan) untuk menyediakan backup otomatis jika link utama yang sedang aktif gagal, tanpa bahaya loenable link backup ini secara manual. Bridge loop harus dihindari. karena itu bisa membuat sebuah network terjadi flooding.


III. Alat dan bahan

a. 1 unit PC

b. Aplikasi Packet Tracer


IV. Langkah kerja


a. Buat rancangan topologi seperti gambar yang telah ditentukan

b. Kemudian, buka aplikasi Packet Tracer masukan perangkat yang akan dikonfigurasikan seperti topologi tersebut.

c. Lalu konfigurasi setiap PC. Misalnya pada salah satu PC, seperti berikut.

d. Setelah selesai , maka kita konfigurasi masing-masing switch.

Konfigurasi Switch 3


Konfigurasi Switch 2


Konfigurasi Switch 4


Konfigurasi Switch 5


Konfigurasi Switch 6


e. Konfigurasi pun selesai


V. Hasil kerja

add simple PDU untuk melihat hasilnya, seperti gambar berikut





VI. Kesimpulan

Dengan praktek ini, kita dapat mengetahui tentang konsep STP (Spanning Tree Protocol) beserta konfigurasi dan uji koneksi. Protocol tersebut digunakan untuk memastikan tidak adanya loop di suatu jaringan. Jika tidak ada STP, maka paket broadcast dari switch yang satu ke switch yang lain akan terjadi switching loop, dan paket broadcast akan membuat suatu kondisi loop yang disebut broadcast storm.

Read More …

No Exp : 07

Konfigurasi Spanning Tree Protokol menggunakan switch catalyst 2950 pada aplikasi Packet Tracer

DIAGNOSA WAN

Nama : Mayland F

Instruktur : Bu Netty A

Pak Rudi H

Kelas : 3 TKJ A

Tanggal : 18 Oktober 2010


I. Tujuan

a. Dapat mengetahui konsep Spanning Tree Protokol.

b. Dapat mengkonfigurasi switch pada simulator atau aplikasi Packet Tracer.

c. Dapat melakukan uji koneksi dari hasil konfigurasi tersebut.

II. Pendahuluan

Spanning-Tree Protocol (STP) adalah protokol yang digunakan untuk memastikan tidak adanya loop di suatu jaringan. Jika kita punya dua buah switch yang dihubungkan satu sama lain dengan dua kabel, jika tidak ada STP maka paket broadcast dari switch pertama akan dikirimkan ke switch yang kedua melalui dua link tersebut, dan oleh switch yang kedua paket broadcast tersebut akan dikirimkan kembali melalui dua link itu lagi. Ini yang disebut switching loop, dan paket broadcast akan membuat suatu kondisi loop yang disebut broadcast storm. Broadcast strom adalah ebuah kejadian yang tidak diiginkan pada network yang disebabkan oleh transmisi secara serentak dari sejumlah broadcast yang melalui segmen network tersebut. Kejadian seperti ini dapat membuat bandwidth network kewalahan, yang mengakibatkan time-out.

Spanning-Tree Protocol (STP) yang sudah distandarkan menjadi IEEE 802.1D, menggunakan algoritma ciptaan Radia Perlman untuk memutuskan loop dengan cara membuat status dari salah satu port dari kedua link tsb menjadi blocking. Algoritma tersebut membuat switching tree dengan salah satu switch sebagai akar (disebut root bridge), dan switch yang lain bisa terhubung ke root hanya dengan satu uplink. Semua alternatif link akan di block, sehingga kita seolah-olah membuat tree dengan cabang-cabang yang hanya memiliki satu link untuk menuju root.

STP adalah protokol yang terdapat di layer 2 OSI yang berfungsi untuk memastikan tidak adanya loop pada topologi pada jaringan LAN. STP memungkinkan sebuah jaringan untuk memasukkan link yang sedang senggang (tambahan) untuk menyediakan backup otomatis jika link utama yang sedang aktif gagal, tanpa bahaya loop pada bridge, ataupun mendisable -enable link backup ini secara manual. Bridge loop harus dihindari. karena itu bisa membuat sebuah network terjadi flooding.


III. Alat dan bahan

a. 1 unit PC

b. Aplikasi Packet Tracer


IV. Langkah kerja

a. Buat rancangan topologi seperti gambar yang telah ditentukan

b. Kemudian, buka aplikasi Packet Tracer masukan perangkat yang akan dikonfigurasikan seperti topologi tersebut.

c. Lalu konfigurasi setiap PC. Misalnya pada salah satu PC, seperti berikut.

d. Setelah selesai , maka kita konfigurasi masing-masing switch.

switch 2

switch 3

e. Konfigurasi pun selesai


V. Hasil kerja

Uji koneksi dengan cara ketik ping [IP address]

dari PC 2

dari PC 3


Uji koneksi dengan cara add PDU pada PC tersebut.


VI. Kesimpulan

Dengan praktek ini, kita dapat mengetahui tentang konsep STP (Spanning Tree Protocol) beserta konfigurasi dan uji koneksi. Protocol tersebut digunakan untuk memastikan tidak adanya loop di suatu jaringan. Jika tidak ada STP, maka paket broadcast dari switch yang satu ke switch yang lain akan terjadi switching loop, dan paket broadcast akan membuat suatu kondisi loop yang disebut broadcast storm.

Read More …

Spanning Tree Protocol disingkat menjadi STP, Merupakan bagian dari standard IEEE 802.1 untuk kontrol media akses. Berfungsi sebagai protocol untuk pengaturan koneksi dengan menggunakan algoritma spanning tree.

Kelebihan STP

Dapat menyediakan system jalur backup & juga mencegah loop yang tidak diinginkan pada jaringan yang memiliki beberapa jalur menuju ke satu tujuan dari satu host.

Loop terjadi bila ada route/jalur alternative diantara host-host. Untuk menyiapkan jalur back up, STP membuat status jalur back up menjadi stand by atau diblock. STP hanya membolehkan satu jalur yang aktif (berfungsi untuk mencegah loop) diantara dua host namun menyiapkan jalur back up bila jalur utama terputus.

Bila "cost" STP berubah atau ada jalur yang terputus, algoritma spanning tree merubah topology spanning tree dan mengaktifkan jalur yang sebelumnya stand by.

Tanpa spanning tree pun sebenarnya memungkinkan koneksi antara dua host melewati beberapa jalur sekaligus namun dapat juga membuat looping yang tidak pernah akan selesai di dalam jaringan anda. Yang pasti akan menghabiskan kapasitas jalur yang ada hanya untuk melewatkan packet data yang sama secara berulang dan berlipat ganda.

Dengan kata lain, Spanning Tree Protocol dapat mengatasi broadcast storm. Broadcast storm menyebabkan banyak broadcast ( atau multicast atau unknown-destination unicast) pada loop yang ada di jaringan secara terus menerus. Hal ini akan menciptakan sebuah link yang tidak berguna (karena adanya link ganda antar bridge/switch) dan secara signifikan akan mempengaruhi performance dari komputer end-user karena terlalu banyak memproses broadcast yang ada.

Ilustrasi Tanpa Menggunakan Spanning Tree Protocol :

Tanpa Spanning Tree Protocol (STP), frame akan melakukan loop terus menerus dalam suatu jaringan yang redundent.

Ilustrasi Menggunakan Spanning Tree Protocol :

Ketika Leo mangirim frame broadcast, frame tidak akan looping.
Jika link antara SW1 dan SW3 terputus, STP akan berbalik arah, sehingga SW3 tidak lagi berada pada kondisi blocking pada interface port 0/27. Dengan demikian link antara SW1 dan SW3 akan tetap terjaga.

Status Port pada Spanning Tree Protocol:

Delay propagasi dapat muncul ketika informasi protocol dilewatkan melalu sebuah switched LAN. Hasilnya, perubahan pada topology jaringan akan berlaku pada waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda pula di jaringan yang menggunakan switch. Ketika port pada switch melakukan transisi langsung dari non-paritcipation pada stable topology menjadi forwading state, hal ini akan mengakibatkan data loops sementara. Port-port harus menunggu informasi topology yang baru untuk propagasi melalui switched LAN sebelum mulai berubah ke forward frames. Port-port juga harus menunggu frame lifetime habis yang telah diteruskan menggunakan topology yang lama.

Ada 5 state pada port yang menggunakan Spanning Tree Protocol, yaitu :

-Blocking
-Listening
-Learning
-Forwarding
-Disabled

Pergerakan dari 5 state diatas adalah :

-initialization to blocking
-blocking to listening or to disabled
-listening to learning or to disabled
-learning to forwarding or to disabled
-forwarding to disabled

Ilustrasi untuk lebih memperjelas perubahan port dari satu status ke status lain dapat dilihat pada gambar :


Status pada port bisa di ubah menggunakan management software. Ketika Spanning Tree Protocol diaktifkan, tiap switch pada jaringan berubah dari blocking state dan state transisi dari learning dan listening saat switch dihidupkan. Jika dikonfigurasi dengan baik, port-port akan secara stabil menjadi status forwading ataupun status blocking.
Ketika sebuah post ditentukan sebagai forwarding state oleh algoritma spanning tree, maka akan terjadi :

-Port berada pada listening state ketika port ini menunggu informasi protocol yang menyuruh port tersebut harus pindah menjadi blocking state.

-Port menunggu expiration of a protocol timer yang akan memindahkan status port menjadi learning state.

-Saat berada di learning state, port kembali menahan frame forwarding sesaat setelah mempelajari informasi dari lokasi station untuk forwarding database.

-Expiration dari sebuah protocol timer mengubah port menjadi forwarding state, dimana learning dan forwarding diaktifkan.

referensi : http://www.cisco.com/univercd/cc/td/doc/product/rtrmgmt/sw_ntman/cwsimain/cwsi2/cwsiug2/vlan2/stpapp.htm

Read More …


No Exp : 06

Konfigurasi VLAN Trunking Protokol menggunakan aplikasi Packet Tracer

DIAGNOSA WAN

Nama : Mayland Fristina

Instruktur : Bu Netty A

Pak Rudi H

Kelas : 3 TKJ A

Tanggal : 11 Oktober 2010

I. Tujuan

a. Dapat mengetahui konsep dari VLAN Trunking Protokol.

b. Dapat membuat rancangan topologi implementasi.

c. Dapat mengkonfigurasi switch pada simulator atau aplikasi Packet Tracer.

d. Dapat melakukan uji koneksi dari hasil konfigurasi tersebut.

II. Pendahuluan

VLAN Trunking Protocol (VTP) merupakan fitur Layer 2 yang terdapat pada jajaran switch Cisco Catalyst, yang sangat berguna terutama dalam lingkungan switch skala besar yang meliputi beberapa Virtual Local Area Network (VLAN).

Manfaat / keuntungan :

1. VTP meminimalkan inkonsistensi misconfigurations dan konfigurasi yang dapat menghasilkan sejumlah problems, masalah, seperti duplikat nama VLAN, VLAN benar-tipe spesifikasi, dan keamanan pelanggaran.

2. Manfaat utama VTP adalah efisiensi yang diberikannya dalam menambah dan menghapus VLAN, sebagai serta membuat perubahan pada konfigurasi VLAN dalam lingkungan yang besar.

3. Konfigurasi VLAN kosisten untuk seluruh network.

4. Penjaluran dan pengawasan VLAN – VLAN dapat dilakukan dengan tepat.

5. Pelaporan penambahan VLAN dalam network bersifat dinamis.

6. Konfigurasi trunk pada saat penambahan VLAN bersifat dinamis.

Mode – mode operasi VTP

a. Mode server—VTP server mempunyai kontrol penuh atas pembuatan VLAN atau pengubahan domain mereka. Semua informasi VTP disebarkan ke switch lainnya yang terdapat dalam domain tersebut, sementara semua informasi VTP yang diterima disinkronisasikan dengan switch lain.

b. Mode client—VTP client tidak memperbolehkan administrator untuk membuat, mengubah, atau menghapus VLAN manapun.

c. Mode transparent—switch dalam mode transparent tidak berpartisipasi dalam VTP. Pada waktu dalam mode transparent, switch tidak menyebarkan konfigurasi VLAN-nya sendiri, dan switch tidak mensinkronisasi database VLAN-nya dengan advertisement yang diterima.

Ada dua protocol VLAN Trunking utama saat ini, yaitu IEEE 802.1q dan Cisco ISL. Pemilihan protocol VLAN Trunking normalnya berdasarkan piranti platform Hardware yang digunakan.

VTP Domain

Terdiri dari satu atau lebih switch yang saling berhubungan. Semua switch dalam satu domain saling berbagi konfigurasi VLAN menggunakan VTP advertisement. Router atau Switch layer 3 memberikan batasan-batasan untuk setiap domain.

VTP Advertisements

VTP menggunakan advertisements untuk mendistribusikan dan mensinkronisasi konfigurasi VLAN di dalam network.

VTP Pruning

VTP pruning meningkatkan kinerja jaringan dengan membatasi banyaknya traffic yang mencari suatu device melalui link trunk. Tanpa VTP pruning, sebuah switch bisa menyebarkan broadcast, multicast, and unicast traffic kepada semua link trunk di dalam domain VTP meskipun switch yang menerimanya akan menghentikannya.

III. Alat dan Bahan

1. 1 unit PC

2. Aplikasi Packet Tracer.

IV. Langkah kerja

1. Membuat rancangan topologi

Skenario :

Topologi pada sebuah rumah bertingkat milik Kak Radit yang digunakan untuk ruang belajar murid les komputer dan bermain game. Pada lantai bawah terdapat 2 unit PC dengan 1 switch yang terpasang di dinding yang akan terhubung dengan switch yang ada di bawah. Dan pada lantai bawah terdapat 2 unit PC dan 1 buah switch yang akan di hubungkan dengan switch yang berada di atas. PC tersebut tidak terkoneksi internet dan hanya digunakan untuk file sharing.

PC

PORT

VLAN ID

IP ADDRESS

KETERANGAN

LOKASI

1

Fa0/1

2

192.168.1.1/24

Untuk belajar

Lantai Bawah

2

Fa1/1

3

192.168.1.2/24

Untuk belajar

Lantai Bawah

3

Fa1/1

2

192.168.1.3/24

Untuk main game

Lantai Atas

4

Fa2/1

3

192.168.1.4/24

Untuk main game

Lantai Atas

2. Kemudian buka aplikasi Packet Tracer dan masukan perangkat yang akan dikonfigurasikan.

3. Kemudian konfigurasi setiap PC, misalnya salah satu PC yaitu PC 1, seperti berikut.

4. Setelah selesai , maka kita konfigurasi switch dengan CLI ( Command Line Interface).

5. Pada switch yang pertama (berada di lantai bawah ) konfigurasinya seperti berikut :

Jika kurang jelas, maka konfigurasi seperti berikut :

6. Dan pada switch yang kedua (berada di lantai atas) konfigurasinya seperti berikut :

Jika kurang jelas, maka konfigurasi seperti berikut :

7. Konfigurasi pun selesai.

V. Hasil kerja

Melakukan uji koneksi setelah konfigurasi VLAN dlakukan.

1. Ketikkan perintah ‘ping [ip_address] pada PC1 dengan VLAN ID 2 pada setiap host.

2. Ketikkan perintah ‘ping [ip_address] pada PC2 dengan VLAN ID 3 pada setiap host.

3. Ketikkan perintah ‘ping [ip_address] pada PC3 dengan VLAN ID 2 pada setiap host.

4. Ketikkan perintah ‘ping [ip_address] pada PC4 dengan VLAN ID 3 pada setiap host.

VI. Kesimpulan

Dengan praktek ini, kita dapat mengetahui tentang konsep VLAN Trungking Protokol (VTP) beserta konfigurasi dan uji koneksi. Dengan begitu kita dapat menyimpulkan, bahwa suatu VLAN yang memiliki ID yang sama tetapi berbeda tempat atau terdapat pada switch yang berbeda, itu dapat saling terkoneksi atau berkomunikasi dengan VLAN yang ID nya sama dengan cara switch tersebut di konfigurasi trunk. Itulah konsep dari VLAN Trunking protocol (VTP) dan jika berbeda VLAN ID tetap tidak akan saling berkomunikasi antarhost.

Read More …

  1. Langkah Kerja
  • Nyalakan GPS dengan menekan tombol power.

  • Untuk menandakan lokasi/koordinat pilih menu mark.

  • Beri nama dan lokasi untuk koordinat tersebut.

  • Pilih OK.

  • Untuk melihat hasilnya dapat dilihat di menu mark, lalu di bagian paling bawah layar pilih map atau pilih menu find maka akan muncul nama nama titik koordinat yang ada.


    2. Hasil Kerja

Nama Tempat

Location

Elevation

Distance

Bearing

ABC11

S 06° 54.102’

E 107° 32.325’

745 m

82.33 m

272° t

ABC12

S 06° 54.111’

E 107° 32.325’

743 m

86.44 m

261° t

ABC13

S 06° 54.120’

E 107° 32.347’

742 m

54.27 m

234° t

ABC14

S 06° 54.088’

E 107° 32.345’

743 m

54.80 m

301° t

TOWER

S 06° 54.078’

E 107° 32.327’

745 m

91.81 m

300° t

    3. Kesimpulan

Dengan melakukan praktek ini kita dapat mengetahui bagaimana cara menggunkan GPS. Selain itu, kita juga dapat menandai koordinat yang tentunya sangat berguna bagi kita saat nanti melakukan site survey.

Read More …

Melakukan Site Survey Wireless


Dengan sistem nirkabel, sangat sulit untuk memprediksi propagasi gelombang radio dan mendeteksi keberadaan sinyal campur tanpa menggunakan peralatan uji. Bahkan jika sistem mengimplementasikan antena omni-directional, gelombang radio tidak benar-benar menempuh jarak yang sama di segala penjuru. Sebaliknya dinding, pintu, lubang lift, orang, dan kendala lainnya menawarkan berbagai tingkat atenuasi, menyebabkan RF (frekuensi radio) pola radiasi yang tidak teratur dan tak terduga. Sebagai hasilnya, benar-benar diperlukan untuk melaksanakan suatu survei situs nirkabel (juga disebut RF site survey) untuk sepenuhnya memahami perilaku gelombang radio di lingkungan operasi sebelum menginstal jalur akses.
Site survey konsep

Tujuan utama survei situs nirkabel adalah untuk menentukan jumlah dan penempatan jalur akses (atau mesh node) yang memberikan jangkauan sinyal cukup seluruh fasilitas atau daerah kota. Dengan implementasi kebanyakan, "cakupan yang memadai" berarti mendukung data rate minimum atau throughput. Dalam rangka untuk melaksanakan suatu survei yang sukses, Anda harus berhubungan dengan kinerja yang dibutuhkan untuk nilai yang survei alat-alat ukur, seperti SNR. Sebuah survei situs nirkabel juga mendeteksi adanya interferensi RF yang berasal dari sumber lain yang dapat menurunkan kinerja dari LAN nirkabel.

Kebutuhan dan kompleksitas suatu survei situs nirkabel akan bervariasi tergantung pada fasilitas. Sebagai contoh, sebuah kantor tiga kamar kecil tidak mungkin memerlukan site survey. Skenario ini mungkin dapat bertahan dengan jalur akses Wi-Fi tunggal (atau router) yang berlokasi di mana saja di kantor dan tetap menjaga agar nilai pertanggungan yang memadai. Jika titik akses pertemuan interferensi RF dari LAN nirkabel lain di dekatnya, Anda mungkin dapat memilih saluran yang berbeda dan menghilangkan masalah.

Sebuah fasilitas yang lebih besar, seperti sebuah kompleks perkantoran, bandara, rumah sakit, atau gudang, atau area outdoor seperti sebuah kota, umumnya memerlukan site survey ekstensif nirkabel. Tanpa survei, pengguna mungkin akan berakhir dengan perlindungan yang tidak memadai dan menderita dari kinerja rendah di beberapa daerah.

Ketika melakukan survei situs nirkabel, pertimbangkan hal berikut:

1. Memahami persyaratan nirkabel.

Untuk mengidentifikasi lokasi optimal untuk jalur akses atau node mesh, Anda harus memiliki pemahaman yang baik tentang persyaratan khusus untuk jaringan yang dampak jangkauan sinyal. Misalnya, jangkauan maksimum antara perangkat klien dan menurun sebagai jalur akses data rate dan meningkatkan kinerja yang dihasilkan. Dengan demikian, Anda perlu mengetahui tingkat target data (dan throughput) dengan benar menginterpretasikan hasil survei. Selain itu, perangkat klien mungkin memiliki daya pancar relatif rendah, yang harus dipertimbangkan ketika menggunakan sebagian besar alat site survey. Pastikan untuk mengidentifikasi teknologi yang akan mengimplementasikan jaringan, seperti 802.11g atau 802.11n, dan melakukan survei dengan teknologi ini dalam pikiran.

2. Mendapatkan fasilitas diagram.

Sebelum terlalu jauh dengan survei situs, cari satu set cetak biru bangunan atau peta kota. Jika tidak tersedia, siapkan sebuah gambar yang menggambarkan lokasi dinding, jalan setapak, Site survey dll alat diagram impor dalam berbagai format gambar. Tentu saja perangkat lunak pemetaan merupakan sumber yang baik untuk survei kota outdoor. Jika semuanya gagal untuk survei dalam pembangunan, mempertimbangkan untuk mengambil foto digital dari diagram darurat, yang biasanya hadir di dinding lorong.

3. Periksa secara visual fasilitas.

Berjalanlah melalui fasilitas sebelum melakukan uji coba untuk memverifikasi keakuratan diagram fasilitas. Ini adalah saat yang tepat untuk mencatat setiap hambatan redaman potensial yang dapat mempengaruhi propagasi sinyal RF. Misalnya, inspeksi visual akan mengungkap hambatan untuk sinyal seperti rak logam dan partisi, cetak biru item yang umum tidak menunjukkan. Juga, catatan lokasi yang mungkin untuk jalur akses mounting, seperti di atas genteng langit-langit atau di pilar. Untuk lingkungan kota di luar ruangan, Anda harus hati-hati menilai lokasi dan ketersediaan lampu jalan dan menara air untuk node mesh pemasangan dan peralatan backhaul. Tindakan ini akan membuat upaya pengujian kemudian pergi jauh lebih lancar.

4. Menilai infrastruktur jaringan yang ada.

Menentukan kapasitas dari setiap jaringan kabel yang sudah ada yang dapat antarmuka akses poin atau node mesh. Kebanyakan bangunan Ethernet dan dalam beberapa kasus jaringan serat optik. Memeriksa berapa banyak jaringan yang ada dapat dibuat tersedia untuk mendukung jaringan nirkabel. Hal ini akan membantu desainer kemudian di dalam penyebaran ketika mendefinisikan arsitektur dan bill of material untuk jaringan nirkabel.

5. Mengidentifikasi cakupan wilayah.

Pada diagram fasilitas atau peta kota, mengindikasikan semua area di mana jangkauan diperlukan, seperti kantor, lorong-lorong, tangga, utilitas kamar, kamar mandi, ruang istirahat, teras, garasi parkir, dan lift. Juga, mengidentifikasi di mana pengguna tidak akan jangkauan nirkabel ini penting untuk menghindari membuang-buang waktu survei daerah yang tidak perlu. Perlu diingat bahwa Anda mungkin bertahan dengan poin akses yang lebih sedikit dan biaya peralatan yang lebih rendah jika Anda dapat membatasi daerah roaming.

6. Menentukan jalur akses lokasi awal.

Dengan mempertimbangkan lokasi pengguna nirkabel dan estimasi jangkauan produk LAN nirkabel yang Anda gunakan, perkiraan lokasi jalur akses yang akan memberikan nilai pertanggungan yang memadai di seluruh wilayah pengguna. Rencana propagasi beberapa tumpang tindih (umumnya 25 persen) di antara jalur akses yang berdekatan, tapi ingat bahwa saluran tugas untuk jalur akses perlu cukup jauh terpisah untuk menghindari gangguan antar-jalur akses.

Pastikan untuk mempertimbangkan lokasi mounting, yang bisa posting vertikal atau mendukung logam di atas ubin langit-langit. Kenali lokasi yang cocok untuk menginstal jalur akses, antena, dan data / kabel PoE. Antena juga berpikir tentang berbeda ketika memutuskan di mana posisi jalur akses. Jalur akses yang dipasang di dekat dinding luar, misalnya, bisa menjadi lokasi yang baik jika Anda menggunakan antena patch dengan keuntungan relatif tinggi berorientasi dalam fasilitas tersebut.

7. Verifikasi jalur akses lokasi.

Ini adalah saat pengujian site survey dimulai. Kebanyakan vendor wireless LAN menyediakan situs survei software nirkabel yang mengidentifikasi titik akses yang terkait, data rate, kekuatan sinyal, dan kualitas sinyal. Anda dapat memuat software ini pada laptop dan menguji jangkauan jalur akses setiap lokasi awal. Sebagai alternatif, Anda dapat menggunakan alat survei situs pihak ketiga yang tersedia dari beberapa perusahaan yang berbeda, seperti AirMagnet, Berkeley Varitronics Sistem, dan Ekahau.

Instal jalur akses di setiap lokasi awal, dan memantau pembacaan alat site survey dengan berjalan jarak bervariasi jauh dari jalur akses. Tidak perlu untuk menghubungkan titik akses ke sistem distribusi karena survei hanya tes ping titik akses atau membaca kekuatan sinyal suar. Sangat penting: Pasti mempertimbangkan SNR batas jangkauan dan kekuatan sinyal uplink ketika menginterpretasikan hasil. Untuk membuat jalur akses yang mudah untuk bergerak fasilitas tersebut, Anda bisa melakukan mount pada tiang terpasang pada kereta dengan baterai dan DC / AC converter. Jika tidak, Anda akan perlu untuk mengangkut sekitar kabel perpanjangan dan selalu mencari tempat untuk plug in untuk listrik (tidak disarankan).

Catatlah bacaan kinerja atau sinyal pada titik yang berbeda saat Anda pindah ke luar batas-batas cakupan jalur akses. Dalam fasilitas multi-lantai, melakukan tes di lantai atas dan di bawah jalur akses. Perlu diingat bahwa membaca kualitas sinyal miskin dapat menunjukkan bahwa interferensi RF mempengaruhi LAN nirkabel. Hal ini akan menjamin penggunaan spektrum analyzer untuk menandai gangguan, terutama jika tidak ada indikasi lain dari sumbernya. Berdasarkan hasil pengujian, Anda mungkin perlu mempertimbangkan kembali lokasi dari beberapa jalur akses dan mengulang pengujian untuk lokasi yang terkena dampak.

8. Dokumen temuan.

Setelah Anda puas bahwa lokasi jalur akses Anda telah mengidentifikasi akan menyediakan cakupan sinyal memadai, dokumen temuan Anda pada diagram fasilitas dengan menggambarkan lokasi setiap jalur akses. Installer akan memerlukan informasi ini.

Langkah-langkah ini akan mengarahkan Anda ke arah yang benar, namun pengalaman benar-benar membayar off. Jika Anda baru untuk LAN nirkabel, Anda akan mulai membangun sebuah intuisi aneh tentang propagasi gelombang radio setelah menyelesaikan beberapa survei situs nirkabel.




referensi :
http://www.wireless-nets.com/resources/tutorials/conduct_wireless_site_survey.html

Read More …